Takaya Awata, Taipan Jepang Berharta Rp18,3 T Sukses dari Mi Udon


Jakarta, CNN Indonesia —

Takaya Awata CEO Toridoll Holdings kini didapuk menjadi salah satu taipan, orang terkaya, di Jepang.

Kini, pria berusia 61 tahun itu memiliki harta sebanyak US$1,2 miliar atau setara dengan Rp18,3 triliun (asumsi kurs Rp15.251 per dolar AS).

Keuletan dan minatnya di bidang kuliner membuat jaringan restoran udon yang didirikan olehnya yaitu Marugame Udon menjadi salah satu yang terkenal di dunia. Bahkan, memiliki banyak gerai di kota besar Indonesia.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Takaya Awata memiliki 48 persen saham perusahaan bernilai US$1,1 miliar.

Mengutip berbagai sumber, Takaya terjun ke dunia bisnis kuliner usai putus kuliah dari Kobe City University of Foreign Studies.

Pada 1985, saat berusia 23 tahun, Takaya untuk pertama kalinya membuka restoran ayam panggang gaya Jepang. Sayangnya, bisnis restoran itu tidak sukses.

“Kami hampir tidak mendapatkan bisnis apa pun,” ungkap Takaya Awata dalam sebuah wawancara dengan penyiar Jepang NHK.

Ia kemudian mendapat pencerahan saat mengunjungi kampung halaman ayahnya di prefektur Kagawa, yang terkenal dengan kedai mie udonnya yang ramai.

Saat itu, Takaya melihat pemandangan para pelanggan yang rela antre demi mencicipi semangkuk udon nikmat. Hal itu lantas membangkitkan sesuatu dalam diri Awata.

Ia menyebutnya sebagai pengalaman emosional saat makan yang mendorongnya untuk menekuni usaha udon sendiri.

Pada 1990, Awata kemudian mendirikan Toridoll. Ia memastikan Toridoll menyajikan udon segar dan beraroma harum alih-alih menggunakan yang diproduksi secara massal.

Konsep restoran self-service yang terjangkau ini diberi nama Marugame Seimen.

Restoran ini melayani pelanggan secara interaktif. Pelanggan pun dapat menyaksikan proses masak dan penyajian udon dalam kaldu kecap dengan pilihan topping yang berbeda.

Seiring dengan berkembangnya jaringan restorannya, dia membawa perusahaannya menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Tokyo pada 2006.

Awalnya didaftarkan di bursa Mothers untuk perusahaan rintisan dan pindah ke bagian TSE’S First dua tahun kemudian. Hal ini memberinya kemampuan untuk mengembangkan usahanya lebih jauh lagi.

Saat berlibur ke Hawaii, Takaya Awata mendapat firasat bahwa mungkin ada pasar luar negeri untuk konsepnya.

Ia kemudian mendirikan restoran Marugame Udon pertamanya di Hawaii pada 2011. Nasibnya kian mujur. Ekspansi Marugame Udon kemudian berlanjut ke China hingga Indonesia.

Pada 2021, pembukaan restoran Marugame Udon pertama di London jadi sorotan. Alih-alih menggunakan pendekatan satu rasa untuk semua selera, dia memastikan bahwa selera rasa lokal terpenuhi.

Sebagai contoh, restorannya menawarkan kaldu berbahan dasar tomat di China yang dibuka pada 2012, dan topping cabai di Indonesia, yang diluncurkan setahun kemudian.

Tak hanya itu, selama pandemi, truk makanannya memberikan udon gratis kepada anak-anak kurang mampu dan petugas kesehatan di rumah sakit.

Awata mengatakan misi perusahaannya adalah menemukan hal-hal tersembunyi dan menawarkannya sebagai nilai baru untuk membangkitkan kegembiraan pelanggan.

“Hal-hal yang membangkitkan hasrat untuk makan tersembunyi di tempat-tempat yang tidak terduga,” tulis Takaya Awata di situs web Toridoll.

“Kami menemukan hal-hal tersembunyi tersebut dan menawarkannya sebagai nilai baru untuk membangkitkan kegembiraan pada pelanggan kami. Ini adalah kekuatan pendorong terbesar untuk pertumbuhan dan misi kami,” pungkasnya.

Kini Toridoll telah berekspansi menjadi produsen udon global dengan hampir 1.900 restoran di seluruh dunia. Bisnis kulinernya tak hanya udon, tapi juga beragam sajian seperti bihun pedas China, ramen, dan tempura.

[Gambas:Video CNN]

(dzu/agt)


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *