Merasa Ada Sosok Lain Saat Tidur? Ini Penjelasan Ilmiahnya


Jakarta, CNN Indonesia —

Saat tidur di kamar, kadang muncul perasaan aneh seperti ada orang lain padahal Anda cuma sendirian. Tenang, ini bukan soal hantu atau penyusup tapi otak sedang mempermainkan Anda.

Di kamar cuma ada Anda seorang, tapi entah kenapa rasanya ada sosok lain. Resah? Pasti.

Bahkan Anda yang awalnya sudah sangat lelah dan mengantuk jadi susah tidur.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut ini penjelasan ilmiah mengapa sering muncul perasaan seperti ada orang lain saat tidur sendirian di kamar. 

Halusinasi tidur vs sleep paralysis




Ilustrasi. Halusinasi tidur dan sleep paralysis bisa jadi penyebab seseorang merasa ada sosok lain saat tidur di kamar. (istockphoto/Adene Sanchez)



Shelby Harris, psikolog khusus kesehatan tidur, berkata halusinasi tidur dan sleep paralysis jadi dua hal yang paling mungkin jadi penyebabnya.

Halusinasi tidur terjadi saat otak bertransisi antara tidur dan terjaga, lalu ada kecenderungan melihat komponen visual tertentu di kamar.

Tak hanya melihat sesuatu, kondisi ini juga kadang membuat tubuh terasa seperti terjatuh, melayang, atau mendengar suara yang sebenarnya tidak ada.

Sementara itu melansir dari NHS, tindihan atau sleep paralysis merupakan kondisi Anda merasa terjaga tapi tidak bisa bergerak dan bicara, seperti ada orang lain di kamar dan seperti ada sesuatu yang menindih atau menekan.

Sebenarnya, fenomena ini bukan karena gangguan sosok astral. Halusinasi tidur dan sleep paralysis bisa terjadi akibat faktor-faktor berikut.

1. Kurang tidur

Kurang tidur rentan membuat Anda mengalami halusinasi tidur atau sleep paralysis.

“Jika Anda kurang tidur, terutama tidur REM, tubuh Anda mungkin mencoba pulih dengan lebih banyak tidur REM,” kata Harris seperti mengutip dari Livestrong.

Semakin sering kurang tidur, semakin rentan Anda merasakan ada sosok lain di kamar.

2. Stres




Ilustrasi. Stres bisa jadi penyebab seseorang seperti merasa ada orang lain saat tidur sendirian di kamar. (iStock/JosuOzkaritz)



Segala jenis pengalaman hidup yang memicu tekanan atau stres bisa memicu sleep paralysis dan halusinasi tidur. Alasannya belum sepenuhnya dipahami tapi faktanya stres memang bikin sebagian orang susah tidur nyenyak.

3. Pengobatan baru

Saat merasa ada sosok lain di kamar, ada kemungkinan ini akibat dari pengobatan yang baru dijalani. Anda sudah memperbaharui pengobatan sehingga ada momen adaptasi.

Banyak obat resep yang dapat meningkatkan risiko halusinasi visual baik di siang hari maupun saat tertidur dan bangun.

4. Gangguan tidur

Gangguan tidur tertentu bisa meningkatkan risiko sleep paralysis atau halusinasi tidur. Salah satunya sleep apnea yang membuat orang kurang tidur.

Sementara halusinasi tidur juga merupakan gejala umum narkolepsi (gangguan saraf sehingga muncul kantuk berlebih di siang hari).

5. Gangguan stres pascatrauma

Post-traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma diketahui bisa memicu mimpi buruk. Tak hanya itu, ternyata PTSD juga dapat mengganggu tidur dengan meningkatkan risiko halusinasi tidur atau sleep paralysis.

PTSD juga mengakibatkan gejala lain seperti, kilas balik kenangan yang tidak diinginkan terkait pengalaman traumatis, stres berat, rasa putus asa atau merasa terasing dari lingkungan keluarga, teman atau aktivitas yang biasa dinikmati.

(els/pua)

[Gambas:Video CNN]


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *