Jakarta, CNN Indonesia —
Karya seni rupa tiga dimensi harus memiliki karakteristik yang unik dari masing-masing bahan dan medium yang dibutuhkan dalam proses pembuatannya supaya menghasilkan visual yang jelas dan estetis.
Nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi sendiri dibedakan menjadi dua yakni objektif dan subjektif. Selain itu, nilai estetis dikaji berdasarkan upaya menelusuri aspek sosial, psikologis, dan historis karya seni.
Pengkajian dilakukan dengan mempelajari asal-usul karya seni dan pengaruh yang menimpanya. Sebab, seni juga dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah karya yang memiliki dimensi panjang, dimensi lebar, dan dimensi tinggi. Contohnya patung, guci, keramik, dan benda lainnya yang bebas mengisi ruang.
Dikutip dari Modul Tema 15 Analisa Karya Seni Rupa Tiga Dimensi Seni Budaya Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), karya seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memerlukan ruang, sebab memiliki ukuran panjang, lebar dan tebal atau volume.
Penempatannya berdiri lepas, artinya tidak tergantung pada dinding sebagai dasarnya. Selain itu, karena memiliki tiga unsur yaitu panjang, lebar, dan tinggi serta memiliki kesan ruang, volume atau isi maka karya seni tiga dimensi bisa dilihat dari berbagai arah pandang.
Adapun nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya, seperti ditambahkan dari buku Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Semester 1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).
Nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi
Dalam mempelajari karya seni, tidak terlepas dari persoalan estetika. Oleh sebab itu dalam menikmati suatu karya seni, nilai estetis pada sebuah karya seni rupa dapat bersifat objektif dan subjektif.
1. Nilai objektif
Nilai objektif atau disebut juga intrinsik khusus mengkaji keadaan visual karya seni. Aktivitas ini mendasarkan kriteria kerumitan atau tingkatan seni pada kualitas integratif tatanan formal karya seni.
Nilai objektif mengutamakan relasi antar-unsur visual yang terjalin padu dalam sebuah karya seni (pendekatan formalis).
2. Nilai subjektif
Nilai subjektif menelusuri nilai estetis dari sebuah karya seni rupa tiga dimensi. Misalnya, apakah lukisan memukau dan hadir dalam kehidupan, efek apa yang diberikan, dan lainnya.
Pengalaman mengamati dan menikmati karya seni demikian biasanya menggambarkan imaji, emosi, hingga suasana yang hidup dalam diri pengamat.
Jenis nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi
Berikut ini jenis-jenis nilai estetis yang terkait dengan karya seni rupa tiga dimensi.
1. Struktur visual
Bentuk dan struktur fisik dari karya seni rupa tiga dimensi dapat menjadi nilai estetis. Objek dapat divisualisasikan dengan berbagai cara, seperti garis, warna, tekstur, bidang, volume, dan ruang.
2. Komposisi
Komposisi dalam karya seni rupa tiga dimensi merujuk pada pengaturan elemen-elemen seperti bentuk, garis, warna, tekstur, dan ruang.
Dengan memerhatikan empat prinsip pokok komposisi, yakni proporsi, keseimbangan warna, dan kesatuan untuk memperlihatkan karakteristik yang unik.
3. Warna
Penggunaan warna dalam karya seni rupa tiga dimensi dapat memberikan nilai estetis yang kuat. Setiap spektrum mempunyai kekuatan gelombang yang dapat memberikan dampak visual dan kesan yang berbeda.
4. Tekstur
Tekstur fisik pada karya seni tiga dimensi dapat memberikan dimensi tambahan pada pengalaman estetis.
Permukaan yang kasar, halus, berpori, atau tekstur yang tidak biasa dapat mempengaruhi sensasi visual dan taktil kita terhadap karya seni.
5. Ruang
Penempatan dan pengaturan ruang juga dapat memberikan nilai estetis serta memengaruhi cara kita berinteraksi dengan karya seni tersebut.
Demikian penjelasan mengenai nilai estetis karya seni rupa tiga dimensi. Semoga bermanfaat!
(juh)
[Gambas:Video CNN]
Leave a Reply