Koalisi Kuat PDIP dan Demokrat Bisa Terjadi Jika Megawati-SBY Move On


Jakarta, CNN Indonesia —

Rencana pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelang Pilpres 2024 menguat.

Wacana ini mencuat usai Demokrat secara resmi mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan serta mencabut dukungan untuk Anies Baswedan sebagai capres. Artinya, Demokrat kini tengah mengkaji opsi untuk mendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto.

Politikus PDIP Deddy Yevry Sitorus mengatakan peluang pertemuan antara Megawati dengan SBY sangat terbuka. Menurutnya, Megawati tak pernah menolak bertemu siapapun. 


ADVERTISEMENT


SCROLL TO RESUME CONTENT

Deddy juga mengatakan partainya masih menunggu sikap politik final dari Partai Demokrat terkait rencana koalisi usai resmi meninggalkan koalisi pengusung Anies Baswedan.

Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai wacana pertemuan SBY dan Megawati jelang Pilpres 2024 sebagai hal yang baik.

Baginya, pertemuan keduanya bukan saja akan berdampak baik bagi politik elektoral menjelang Pilpres 2024, namun lebih jauh bagi masyarakat. Jansen bahkan membayangkan ‘tembok berlin’ Indonesia runtuh kalau SBY-Megawati bertemu.

SBY berstatus sebagai presiden RI di periode 2004-2014. Sebelum menjadi Presiden, SBY merupakan menteri di kabinet Megawati saat menjadi Presiden ke-5 RI. SBY menduduki jabatan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam).

SBY kemudian mundur beberapa bulan sebelum Pemilu 2004 dan mencalonkan diri menjadi salah satu kandidat.

Sejak saat itu, hubungan Mega dan SBY renggang, bahkan sampai sekarang. Pertemuan keduanya dalam dua dekade terakhir bahkan bisa dihitung dengan jari. SBY dan Mega sempat bertemu saat menghadiri peringatan HUT TNI ke-74 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, 5 Oktober 2019 lalu.

Terbaru, keduanya juga sempat bertemu pada jamuan makan malam pertemuan negara-negara G20 di Bali. Namun, selain SBY dan Mega, ada pula mantan wakil presiden Jusuf Kalla, Hamzah Haz, dan Try Sutrisno yang hadir dalam satu meja.

Selain SBY dan Megawati, putra SBY, Agus Harimurti Megawati dan Edhie Baskoro Yudhoyono sempat bertemu Megawati saat lebaran Idulfitri tahun 2019 lalu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta.

Jelang Pilpres 2024, elite PDIP dan Demokrat justru lebih intens bertemu. Pada 11 Juni 2023 lalu, Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bertemu dan berbincang-bincang di sebuah rumah makan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan.

Tujuh hari kemudian, AHY langsung bertemu dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Hutan Kota Plataran, Jakarta, 18 Juni lalu. Mereka berdua masing-masing membawa pesan dari Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pertemuan.

Puan mengungkapkan Megawati selaku Ketua Umum PDIP sekaligus ibunya menitipkan pesan agar tidak ada ketegangan dalam pertemuan tersebut.

PDIP kini telah mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres bersama koalisi PPP, Perindo dan Hanura. Belakangan nama AHY masuk dalam salah satu nama cawapres Ganjar.

Harapan Megawati move on terima SBY 

Pengamat politik dari Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan koalisi PDIP dan Demokrat dapat terwujud di Pilpres 2024 bila SBY dan Megawati bertemu dan saling legowo satu sama lain dan memaafkan problem yang terjadi di masa lalu.

“Yang jelas ada keinginan bersama dari Pak SBY yang ingin selesaikan problem masa lalu yang belum tuntas. Jadi melihat koalisi PDIP bisa terwujud dengan Demokrat ketika dari sisi PDIP dan Bu Mega legowo dan move on menerima pak SBY dan Demokrat sebagai rekan barunya,” kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/9).

Agung menilai problem antara Megawati dan SBY di masa lalu selalu menjadi ganjalan kedua partai ini untuk berkoalisi sampai sekarang.

Namun, ia melihat ada sinyal dari SBY untuk menyelesaikan problem tersebut dengan Megawati jelang Pilpres 2024 ini. Hal ini terlihat ketika SBY mencuitkan di akun X soal mimpi terkait rekonsiliasi antarelite jelang pemilu.

“Walaupun di pihak Bu Mega responsnya negatif ya. Ada pepatah ‘pucuk dicinta ulam tiba’, tapi secara personal ada pepatah lain ‘cinta bertepuk sebelah tangan’. Ini narasi institusional dan personal enggak match,” kata Agung.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *