Jakarta, CNN Indonesia —
Perpindahan kalor adalah proses berpindahnya energi atau suhu dari suatu benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Namun tahukah kamu jenis-jenis perpindahan kalor? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Paket A Setara SD/MI Kelas V berjudul Panas Dingin (2018) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Apa itu perpindahan kalor?
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suatu benda karena perbedaan suhu. Sementara perpindahan kalor adalah perpindahan energi dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Contohnya, perpindahan kalor dari api unggun yang dinyalakan di suatu perkemahan. Hangat dari api unggun tersebut menyebar atau berpindah ke para peserta perkemahan.
Dengan begitu, para peserta perkemahan dapat merasakan hangat dari api unggun tanpa menyentuh api tersebut.
Mereka pun jadi tidak kedinginan pada malam hari meski harus tidur di alam terbuka karena mendapat hangat dari api unggun tersebut.
Umumnya, perpindahan kalor terjadi karena beberapa faktor, yaitu jenis, wujud, massa, dan perubahan suhu suatu benda.
Namun, perpindahan kalor tidak dapat diukur secara langsung. Perpindahan kalor harus dihitung terlebih dahulu. Besarannya dinyatakan dalam satuan Joule (J) atau kalori (kal).
Jenis-jenis perpindahan kalor
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali menemukan berbagai peristiwa perpindahan kalor. Berikut jenis-jenis perpindahan kalor.
1. Konduksi
Pernahkah kamu menyeduh teh, lalu menambahkan gula ke dalam air teh dan mengaduknya dengan sendok? Tahukah kamu aktivitas itu menghasilkan perpindahan kalor?
Jenis perpindahan kalor itu dikenal sebagai konduksi. Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat perantara, namun zat tersebut tidak ikut berpindah atau bergerak.
Saat kamu mengaduk gula dalam air teh menggunakan sendok, maka sendok menjadi zat perantara yang mengantarkan panas dari air teh ke gula, sehingga gula perlahan larut dalam air tersebut.
Namun, bahan dari sendok tersebut tidak berpindah atau bergerak atau larut seperti gula tersebut. Maka dari itu, aktivitas itu masuk kategori perpindahan kalor secara konduksi.
Contoh lain misalnya ketika kamu memanaskan sepotong besi di sumber api.
Meski kamu memegang salah satu sisi besi dan sisi lain yang terkena api, tapi perlahan tangan kamu akan merasakan panasnya api yang menyebar ke besi tersebut dari ujung yang terkena api sampai ke ujung yang kamu pegang.
2. Konveksi
Jenis perpindahan kalor selanjutnya adalah konveksi. Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai dengan perpindahan zat perantaranya secara mengalir.
Contoh perpindahan kalor secara konveksi adalah ketika kamu memasak air di dalam panci di atas kompor. Panas dari api kompor akan mengalir ke panci sehingga air di dalam panci perlahan akan mendidih dan memunculkan uap air.
Uap air terbentuk dari air yang dipanaskan kemudian berpindah bentuk dari air menjadi uap air.
3. Radiasi
Jenis perpindahan kalor yang terakhir adalah radiasi. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui perantara tapi rasa panas itu tetap bisa dirasakan.
Contohnya panas matahari yang kamu rasakan setiap pagi sampai sore hari. Meski kamu tidak menyentuh matahari secara langsung, tetapi panas dari matahari tetap bisa sampai di tubuh sehingga perpindahan kalor ini masuk jenis radiasi.
Begitu pula dengan hangatnya api unggun ketika berada di dekatnya. Meski tidak menyentuh langsung, namun hangat dari api unggun tetap bisa dirasakan jika berada di sekelilingnya.
Itulah penjelasan mengenai jenis-jenis perpindahan kalor. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(uli/fef)
Leave a Reply