Jakarta, CNN Indonesia —
Festival seni Burning Man yang digelar pada Minggu (3/9) berubah menjadi bencana berupa rawa-rawa lumpur setelah hujan lebat mengguyur kawasan gurun tersebut.
Sebuah rekaman video yang viral di media sosial menunjukkan kawasan festival seni itu menjadi kacau, salah satunya saat seorang peserta yang mengenakan kostum berjuang melintasi kubangan lumpur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, peserta lainnya menggunakan plastik sebagai sepatu darurat mereka. Sementara itu, puluhan kendaraan lainnya terperangkap dalam lumpur.
Festival seni yang biasanya dihadiri hingga 70 ribu orang itu pun dibatalkan setelah hujan deras merobohkan bangunan untuk pesta dansa, instalasi seni, dan hiburan lainnya.
Pihak kepolisian juga menyebut mereka sedang menyelidiki satu kasus kematian. Namun mereka enggan memberikan rincian lebih detail soal kasus tersebut.
Sementara itu, sejumlah peserta Burning Man mengisahkan bagaimana mereka ketakutan setelah gurun yang menjadi lokasi festival itu berubah menjadi rawa lumpur yang menjebak mereka.
[Gambas:Video CNN]
“Saya takut dengan apa yang terjadi ketika begitu banyak orang kehabisan tisu toilet, air, dan makanan, jadi saya merasa harus keluar,” kata Pascale Brand, perempuan 40 tahun asal Belanda.
Brand menyebut ia sebelumnya sudah sering menangis sebelum akhirnya memutuskan untuk menyelamatkan diri dari festival yang menjadi bencana itu.
Brand mendapatkan tumpangan dari tetangganya dan mereka berhasil melewati jalanan berlumpur.
“Ada yang bilang ‘kau tak bisa pergi, kembali! Pintunya ditutup!’,” kata Brand yang kemudian menyebut kendaraan mereka berhasil melewati gerbang yang tak dijaga dan menuju jalanan beraspal.
“Saya merasa seperti melanggar sesuatu,” katanya.
Sementara bagi peserta yang lain, mereka harus menyelamatkan diri dengan berjalan kaki.
“Itu perjalanan hampir 10 kilometer yang sangat mengerikan pada tengah malam melalui lumpur tebal dan licin, tapi saya berhasil keluar dengan selamat,” kata Neal Katyal yang merupakan seorang pengacara di media sosial.
Penyelenggara sebelumnya meminta penonton untuk berlindung di Black Rock City setelah hujan lebat mulai mengguyur sejak Jumat malam. Hujan terus berlanjut sepanjang akhir pekan, termasuk pada Minggu selama dua jam.
Seorang penampil sirkus di TikTok bernama Christine Lee mengatakan lumpur yang menjebak mereka bahkan setebal 12 sentimeter.
Festival Burning Man sendiri pertama kali digelar pada 1986 yang berawal dari acara api unggun pada musim panas. Pada acara tersebut, ada kegiatan membakar kayu yang berbentuk serupa manusia sehingga dikenal dengan nama Burning Man.
Seiring berjalannya waktu, acara yang berlangsung di Baker Beach ini semakin berkembang dengan menyajikan instalasi seni, penampilan musik, dansa, dan perayaan budaya lainnya.
Untuk pertama kali pada tahun 1990 acara ini digelar di dua lokasi, yaitu Baker Beach dan Black Rock Desert, Nevada. Kemudian dari tahun 1991 sampai sekarang Festival Burning Man selalu digelar di Black Rock Desert.
Semakin lama patung kayu yang dibakar pun semakin tinggi. Patung dengan yang memiliki tinggi 2,4 meter tercatat ada dalam pergelaran Festival Burning Man 1986, sementara patung tertinggi dengan ukuran 32 meter pada Burning Man 2010, 2014, dan 2017.
(AFP, aca/end)
Leave a Reply